Rindu Menghancurkanya
Malamnya sedang bagus, itu terbukti oleh diriku sendiri
dengan cara yang sederhana yaitu hanya dengan melihat ke arah langit. Aku melihat
bintang-bintang dan kilauan cahaya gemerlap lampu yang bersinar warna-warni
dari segala penjuru arah di kota itu. Sekarang aku mulai bingung, apa yang
harus aku lakukan dalam keadaan yang seperti ini, sungguh menakjubkan. Aku memutuskan
untuk diam tidak bergerak, hanya sesekali bergerak untuk pergi ke dapur,
memasak air biar panas untuk kemudian bisa aku gunakan menyeduh kopi dan
kembali ke tempat semula. Tapi masalah muncul sekarang, dimana tempat semula
itu? Aku lupa.
Hmmm baiklah lupakan saja, biar aku cari tempat yang baru dengan rasa yang tidak berbeda dari yang semula. Jadi begini, kehidupan memang selalu begini, berbagai kemungkinan bisa terjadi karena kita menjalani kehidupan di bumi. Sekarang sudah pukul 02.27 pagi waktu disini, orang-orang sudah tertidur lelap karena memang itulah waktu yang tepat untuk tidur, hal-hal seperti ini hanya akan di alami oleh orang-orang yang serupa denganku, yang senang menghabiskan malam.
Hmmm baiklah lupakan saja, biar aku cari tempat yang baru dengan rasa yang tidak berbeda dari yang semula. Jadi begini, kehidupan memang selalu begini, berbagai kemungkinan bisa terjadi karena kita menjalani kehidupan di bumi. Sekarang sudah pukul 02.27 pagi waktu disini, orang-orang sudah tertidur lelap karena memang itulah waktu yang tepat untuk tidur, hal-hal seperti ini hanya akan di alami oleh orang-orang yang serupa denganku, yang senang menghabiskan malam.
Tiba-tiba, apa yang tiba-tiba?
Ohh dia itu suka tiba-tiba datang, tetapi tidak dalam bentuk fisik sebenarnya, melainkan bentuk yang lain yang hanya bisa aku rasakan dengan fikiran dan hatiku. Kamu ini siapa sih? Tiba-tiba datang dan menguasai ruang fikiranku, aku tidak bisa menjamahmu dalam wujud seperti itu. Sedangkan malam terus larut bersama udara yang mulai dingin menusuk-nusuk tulang belulangku, semakin kuat bersama energi yang ia kirim. ,aku semakin rapuh dan langit menjadi gelap, hilang.
Ohh dia itu suka tiba-tiba datang, tetapi tidak dalam bentuk fisik sebenarnya, melainkan bentuk yang lain yang hanya bisa aku rasakan dengan fikiran dan hatiku. Kamu ini siapa sih? Tiba-tiba datang dan menguasai ruang fikiranku, aku tidak bisa menjamahmu dalam wujud seperti itu. Sedangkan malam terus larut bersama udara yang mulai dingin menusuk-nusuk tulang belulangku, semakin kuat bersama energi yang ia kirim. ,aku semakin rapuh dan langit menjadi gelap, hilang.
...
Sayang, rindumu menjadi malapetaka bagiku, sudahlah biar aku
saja.
Thoba Husain , Subang, 2017.
0 comments: